Rabu, 16 Februari 2011

resensi

MALAIKA HUMAIRA

Judul Buku : Malaika Humaira
Penulis : Zahrotul Atiyah
Pengarang : DIVA Press
Tebal Buku : 358 Halaman
Harga Buku : 34.000,00
Resensator : Fashihah




Novel berjudul Malaika Humaira karya Zahrotul Atiyah ini mengisahkan perjalanan hidup seorang wanita yang bernama Malaika Humaira yang penuh dengan berbagai cobaan.
Malang adalah tempat yang dipilih Malka untuk menyelesaikan studinya. Dan di kota itu juga ia menemukan seorang saudara sejatinya. Nama wanita itu adalah Renanna Sulastin, yang biasa dipanggil Hanna. Pertemuan yang secara kebetulan tersebut bias menjadi suatu ikatan persaudaraan meskipun tidak ada ikatan darah diantara mereka.
Semakin hari hubugan mereka semakin erat dan akarab. Kemama-mana mereka selalu bersama. Dimana ada Hanna disitu pasti ada Malka. Semua orang tidak mengerti,jenis pertalian macam apa yang mengikat mereka. Tapi, mereka tidak pernah menggapinya. Mereka hanya menganggap bahwa orang-orang itu iri pada mereka.
Seperti halnya yang lain, setiap hubungan pasti selalu ada permasalahan. Tapi, mereka salalu bias menghadapinya. Hal itu karena Malka yang memiliki sifat sabar dan selalu mengalah. Berbeda dengan Malka, sifat Hanna sangat bertentangan dengan sifat Malka. Sifatnya yang sensitive, muda tersinggung menjadikan adanya kesalahfahaman diantara mereka.
Hingga suatu hari sara ketertekanan pada diri Hanna muncul. Dia merasa bahwa dirinya tidak bias bebas. Memang, Malka selalu memberikan perhatian lebih pada Hanna. Malka melakukan semua itu karena dia ingan melindungi Hanna. Karena hal tersebut, Hanna berusaha menghindari Malka. Tapi, itu bukan satu-satunya penyebab dari renggangnya hubungan mereka. Penyebab yang lain adalah Hanna tidak ingin menyakiti Malka. Karena setiap orang yang menjalin hubungan dengannya selalu merasakan sakit pada akhirnya. Dia tidak ingin Malka lebih menyayangi dirinya dapi pada diri Malka sendiri.
Semakin hari hubungan mereka semakin renggang. Tapi Malka tidak pernah menyerah untuk menanyakan kepada hanna penyebab Hanna menghindar darinya. Tapi, Hanna tidak pernah menjawab pertanyaan itu. Hingga perpisahanpun benar-benar terjadi.
Malka telah lulus kuliah, dan diapun pulang ke desanya (Pekalonagan). Setelah beberapa bula ia di desanya, Malka kehilangan kontak dengan Hanna. Hingga ia tidak bias mengabari Hanna bahwa ia aka menikah.
Tidak lama setelah menikah, Malka sudah mengandung anak pertamanya, setelah 9 bulan ia melahirkan anak pertamanya. Tidak disangka, ia meninngal pada saat melahirkan. Ia tidak sempat melihat anaknya. Keluarganyapun sangat terpukul atas kejadian itu.
Setelah beberapa belas tahun, kuburan Malka terlihat sangat kotor, bukan karena tidak ada yang membersihkan. Tapi ia ingin yang membersihkan kukburannya adalah Hanna. Dan itu adalah wasiat terakhir darinya. Akhirnya hanna yang ditunggu-tunggu kedatangannyapun datang juga. Kemudian ia membersihkan kuburan Malka dan ia menjaga anak malka.
Tampilan fisik buku yang berjudul “malaika HUmairi” ini kurang menarik. Karena warna yang dipilih untuk covernya adalah warna coklat dan hitam. Sedangkan, warna itu kurang menarikdan kurang berkesan.Seharusnya pemilahan warnanya lebih menarik, seperti warna-warna yang cerah sehingga para pembaca lebih menatik untuk membacanya.
Untuk pemilahan gambarnya menarik, karena bisa menarik pembacanya. Dari pemilahan gambarnya itu, juga bisa membuat orang penasaran.
Bahasa yang digunakan dalan novel ini mudah difahamidan mudah juga tidak bertele-tele. Seperti contoh berikut ini “……kelelahan dan rasa tertekan karena satu hal akan membuatku langsung tak berdaya mengangkat kepala……”(halaman 19,paragraf 1).
Dalam novel ini apabila ada kata yang asing akan diterjemahkan dibawahnya. Seperti contoh berikut ini “……tapi masih eman melepaskannya……”(halaman 32,paragraph 1).
Selain itu, tema yang diankat dalam novel ini sangat bagus. Karena bias dijadikan sebagai inspiratif pembangkit keindahan hati. Dan gaya bahasanya kebanyakan menggunakan majas personifikasi. Seperti contoh berikut ini “.....pastilah teman-temannya tenggelam dala pesona Yusuf……”(halaman 43,paragraph 3).
Kekuatan novel ini terletak pada alur ceritanya. Karena dapat membuat orang yang membacanya seakan-akan ikut dalam cerita tersebut. Sedangkan, kelemahannya hanya terletak pada covernya sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.

0 komentar: